Langsung ke konten utama

[KEUTAMAAN TAUHĪD BAGIAN KESEMBILAN]

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 



وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ


"Bahwasanya Muhammad adalah hambanya Allāh"


Abduhu (عَبْدُهُ) sesuatu hal yang biasa, tatkala disandarkan kepada suatu hak yang istimewa jadilah istimewa. Suatu hal yang biasa tatkala disandarkan kepada yang mulia maka jadilah mulia.


Baitun (بيت) rumah.


Seseorang bisa jadi bertanya kepada  tetangganya, "Mau kemana pak?", Saya mau ke kantor Depag, kemudian rencananya saya mau ke Bank. Ada acara apa, pak?  Saya, In syā Allāh akan pergi ke Baitullāh (rumahnya Allāh).


Baitun (بيت) itu biasa, tapi begitu Baitullāh (rumahnya Allāh) jadilah mulia Ka'bah.


Unta (نَاقَة) Untanya Allāh (ناقة الله) jadilah mulia, begitu juga ketika kita melihat yang namanya sesuatu disandarkan kepada yang mulia maka jadilah mulia. 


Saudi Arabia, raja Fahd bin Abdul Azīz, begitu raja Fahd meninggal di ganti oleh raja Raja Abdullāh, begitu raja Abdullāh diganti raja Salman.


Raja Fahd gelarnya adalah khadim, raja Abdullāh juga khadim,  raja Salman gelarnya juga khadim. 


Apa itu khadim? 


Khadim adalah jonggos (pembantu).

Khadim adalah pelayan.


Tapi begitu disandarkan kepada sesuatu hal yang mulia (Mekkah, Madīnah), Mekkah dan Madīnah dua-duanya mulia. Al-masjid An-Nabawi Asy-Syarif, Mekkah Al-Mukarramah, mulia. 


⇒ Mekkah dan Madīnah dikenal dengan Al-Haramain (dua kota tanah suci).


Gelarnya raja sampai sekarang adalah Al-Khadimu Al-Haramain (pelayan dua kota tanah suci). Disini pelayan tetapi jadi mulia 


Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah mulia, Abdullāh (hambanya Allāh) 


سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ 


"Maha Suci Allāh dzaat yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam)"


⇒ Bi'abdihi (بِعَبْدِهِ) hamba-Nya Allāh. 


Maka di hadīts ini وأن محمداً عبده ورسوله.


Begitu kita berbicara Rasūl disandarkan kepada yang mulia maka jadilah mulia.


Nabiyullāh, Yā Nabi Allāh 


Yā Rasūlullāh.


Wahai Rasūl Allāh. 


Begitu kita berbicara Rasūl Allāh, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak berdusta. 


Abdullāh bin Mas'ūd mengucapkan  اصادق المسدق orang yang dipercaya, akhlaqnya masduq, ucapannya masduq, perilakunya masduq. 


√ As-Shadīq, Rasūlullāh selalu jujur.

√ Al-Masduq yang diyakini akan kebenarannya.


Maka seorang mukmin meyakini bahwasanya Muhammad adalah Abdullāh wa Rasūlullu dan Rasūl-Nya Allāh. Rasūl-Nya Allāh tidak akan berdusta.


Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tatkala beliau mendapatkan wahyu, menyenangkan untuk dirinya, beliau sampaikan,menyedihkan untuk dirinya beliau sampaikan, berat untuk dirinya beliau sampaikan. Subhānallāh.


وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ


"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas" 


(QS. Adh-Dhuha:5)


Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam senang, Allāh akan memberikan kepada engkau wahai Muhammad apapun yang engkau inginkan sehingga engkau ridha. 


أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ


"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?"


(QS. Al-In syiroh:1)


Sesuatu hal yang menyenangkan maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyampaikan.


Sesuatu hal yang berat tetap Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sampaikan.


Kapan?


Tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dimaki oleh Abū Lahab:


"Celakalah engkau wahai Muhammad, apakah karena ini engkau mengumpulkan kami?"


Maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan pembelaan untuk Nabi kita, sekalipun dia harus berhadapan dengan pamannya (Abū Lahab).


Abū Lahab memiliki muka yang padang, karena mukanya terang maka beliau di kenal dengan Abū Lahab seperti menyala, nama Abū  Lahab adalah Abdullāh Uzza. 


Begitu juga istrinya  حَمَّالَةَ ٱلْحَطَب yang akan membawa kayu bakar,  حَمَّالَةَ ٱلْحَطَب selalu membuat gusar, selalu memanas-manasi orang-orang di sekitar Mekkah untuk memberikan perilaku buruk kepada Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam. 


Suatu saat, saya pernah membuat soal, "Masmu Abū Lahab? (Siapakah namanya Abū Lahab)?" Abūl Uzza, oh benar. Tetapi kadang kami membuat pertanyaan Ismu Abū Lahab Abdullāh Uzza wa masmu jauzatihi? (Abū  Lahab bernama Abdullāh Uzza, yang menjadi pertanyaan adalah siapa nama istrinya)?" Ada santri (siswa) yang menjawab karena ini Abū maka nama istrinya Ummu Lahab,  padahal nama istrinya Abū Lahab adalah Ummu Jamil". Karena istri Abū Lahab kemudian bernama Ummu Lahab, ini tidak benar!


Nataufīq bihadzal qodar, terima kasih atas segala perhatiannya. 


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 


____________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Kasual, Kausal, dan Klausa; Multitasking dalam Mencinta]

Katanya perihal tumbuh menjadi hal yang mengingatkan pada sesuatu secara bersamaan adalah suatu hal yang bagus tapi bukan hal yang baik  Seorang laki laki mempunyai cara perenungannya sendiri, tapi yaa begitulah, hanya sebatas lelaki, perenunganya tidak akan pernah mau rumit. Sebab perihal tumbuh menjadi upaya dewasa kita akan mengerti akhirnya setelah di tempa dengan apa yg tidak sesuai ekspektasi. kemudian seorang hamba mengevaluasi dengan menggunakan berbagai macam metodologi perjalanan hidup.  Ada pesan dari ku di hari dan bulan kelahiran, beberapa orang salah kaprah menilai nya dengan perayaan perayaan. Padahal penambahan usia sedikit dekat dengan ajal, jadi untuk apa dirayakan? Pada perayaan lahir dan Kasih Sayang tidak mengingatkan saya pada hal-hal yang penuh dengan cinta. Sebaliknya, bulan ini mengingatkan saya pada pencarian tanpa henti, kebingungan, dan cinta-cinta yang umurnya tidak panjang. Dulu, ketika masih belia, saya percaya bahwa cinta adalah sesuatu yang

[KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEENAM)]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  Berkata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ _Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzaat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh dan tiada sekutu bagi-Nya_   Man (مَنْ): "Barangsiapa". Syahida (شَهِدَ): "Bersaksi". Māsyā Allāh.  Perhatikan!  Karena sesungguhnya semua manusia tatkala berada di dalam kandungan, bahkan para arwah telah ditanya oleh Allāh: أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ _“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”_ Maka semua arwah, calon-calon manusia, semua mengatakan:    قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ _"Kami bersaksi (akan ke-Esa-an, Engkau yā Allāh)."_   (QS. Al A'rāf: 172) Tidak ada suatu kemuliaan tatkala seseorang h

[MENYAMBUT BULAN RAMADHAN]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة الله وبركاته  والْحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على أله و صحبه و من ولاه، ولا حول ولا قوة الا بالله، أما بعد Ini adalah halaqah yang ketiga dalam pembahasan Kitāb: صفة الصوم النبي ﷺ في رمضان (Shifatu Shaum Nabi ﷺ Fī Ramadhān), yaitu tentang Sifat Puasa Nabi ﷺ Pada Bulan Ramadhān. Karya dua syaikh yaitu Syaikh Salim bin Ied Al Hilali dan Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid rahimahullāh. Kali ini kita akan membahas : بين يدى رمضان  _▪︎ APA SAJA YANG HENDAKNYA KITA PERSIAPKAN DAN KITA KETAHUI SEBELUM MEMASUKI BULAN RAMADHĀN_ Jadi kewajiban waliyyul amri dan seluruh kaum muslimin adalah menghitung bulan Syab'an, yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadhān. Karena bulan-bulan qamariyyah atau hijriyyah jumlahnya kalau tidak 30 hari maka 29 hari. Dan penetapan masuknya setiap bulan, termasuk di dalamnya bulan Ramadhān, adalah dengan ru'yatul hilal (dengan melihat hilal), yaitu bulan sabit dipermulaan bulan qamariyyah atau hijriyyah.  Ketika