Langsung ke konten utama

[KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEDELAPAN)]

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 



وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ


_"Dan bersaksi bahwasanya Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya."_


Seorang mukmin mempunyai kewajiban untuk bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya.


Seseorang jika mengatakan syahdataini:


اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله


Jadilah dia muwahīd. 


Tidak benar seseorang hanya mengatakan: واشهد ان محمد رسول الله  , bersaksi hanya Muhammad saja, bersaksi kepada kebenaran risalah nubuwah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam sementara dia tidak bersaksi akan keberadaan(ke-Esa-an) Allāh. 


Maka disini tidak sah, karenanya seseorang harus bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allāh.


Dua kalimat ini dikenal dengan syhadatain:  اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله.


Ikhwan Akhawatiy rohimakumullāh 


Seseorang begitu bersaksi bahwasanya Rasūlullāh Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah utusan Allāh, Rasūl Allāh, maka disini mewajibkan seseorang meyakini bahwasanya Rasūl adalah manusia biasa.


Karena orang-orang Nashrani menjadikan nabi mereka (Nabi Isa) menjadi Tuhan, nanti kita bahas pada hadīts:  وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ


Baik kita lanjutkan.


من اشهد ان لا اله الا الله 


_"Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allāh."_

  

Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata sajalah yang berhak untuk disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, menunjukkan tidak ada dzat yang berhak untuk disembah di muka bumi ini, apapun dia, siapapun dia kecuali Allāh.  


ان محمد عبده و رسول الله


Dan salah satu yang diberitakan tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lahir ada lima atau enam orang yang bernama Muhammad dan masing-masing orang tua berharap bahwa dia lah yang bakalan menjadi nabi.


Jadi tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lahir di zaman tersebut (waktu tersebut) ada lima atau enam orang yang memiliki nama yang sama yaitu Muhammad.


Kita diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam agar bersaksi dengan: ان محمد.


Muhammad siapa ini? 


Karena banyak Muhammad, dan yang dimaksud adalah Muhammad bin Abdillāh,  ayahnya Abdullāh bin Abdul Muthālib,  kakeknya  Ibnu Hasyim, kakek buyutnya Ibnu Abdul Manaf, canggahnya Bin Qushoy,

 warengnya Ibnu Kilab, Orang jawa bilang "udek-udek gantheng siwur", Subhānallāh.


Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memiliki nasab yang sangat mulia sampai Adnan ibn Ismail ibn Ibrohim alayhissallām. 


Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bahwasannya kakek-kakek Beliau semuanya menikah dengan cara yang benar (nikah dengan cara yang syar'i).


Nahmadullāh, bersyukur kita kepada Allāh, tatkala kita memiliki orang tua, ayah ibu kita jelas.


Sedih tatkala seseorang ditanya, "Siapa nama ibu dan ayahmu?" Kemudian dia melihat langit karena sedih (menangis), kenapa? 


Karena ketika dia dilahirkan ayahnya sudah meninggal, sementara ibunya tidak memberitahu siapa nama ayahnya. 


Barangkali karena anak ini lahir dari hasil perzinahan atau bisa jadi anak ini lahir dari seorang ibu dan ternyata ibunya adalah seorang pelacur, wal iya'udzubillāh. Sehingga tidak tahu bapak yang mana.


Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah Muhammad ibn Abdillāh ibn Abdul Muthālib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf ibn Qushoy ibn Kilab Al-Hasyimi, Al Khotam Al Nubuwwah,

Khotaman Nabiyyīn,  Imāmul Mursalīn. 


Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 


____________________

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Kasual, Kausal, dan Klausa; Multitasking dalam Mencinta]

Katanya perihal tumbuh menjadi hal yang mengingatkan pada sesuatu secara bersamaan adalah suatu hal yang bagus tapi bukan hal yang baik  Seorang laki laki mempunyai cara perenungannya sendiri, tapi yaa begitulah, hanya sebatas lelaki, perenunganya tidak akan pernah mau rumit. Sebab perihal tumbuh menjadi upaya dewasa kita akan mengerti akhirnya setelah di tempa dengan apa yg tidak sesuai ekspektasi. kemudian seorang hamba mengevaluasi dengan menggunakan berbagai macam metodologi perjalanan hidup.  Ada pesan dari ku di hari dan bulan kelahiran, beberapa orang salah kaprah menilai nya dengan perayaan perayaan. Padahal penambahan usia sedikit dekat dengan ajal, jadi untuk apa dirayakan? Pada perayaan lahir dan Kasih Sayang tidak mengingatkan saya pada hal-hal yang penuh dengan cinta. Sebaliknya, bulan ini mengingatkan saya pada pencarian tanpa henti, kebingungan, dan cinta-cinta yang umurnya tidak panjang. Dulu, ketika masih belia, saya percaya bahwa cinta adalah sesuatu yang

[KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEENAM)]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  Berkata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ _Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzaat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh dan tiada sekutu bagi-Nya_   Man (مَنْ): "Barangsiapa". Syahida (شَهِدَ): "Bersaksi". Māsyā Allāh.  Perhatikan!  Karena sesungguhnya semua manusia tatkala berada di dalam kandungan, bahkan para arwah telah ditanya oleh Allāh: أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ _“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”_ Maka semua arwah, calon-calon manusia, semua mengatakan:    قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ _"Kami bersaksi (akan ke-Esa-an, Engkau yā Allāh)."_   (QS. Al A'rāf: 172) Tidak ada suatu kemuliaan tatkala seseorang h

[MENYAMBUT BULAN RAMADHAN]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة الله وبركاته  والْحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على أله و صحبه و من ولاه، ولا حول ولا قوة الا بالله، أما بعد Ini adalah halaqah yang ketiga dalam pembahasan Kitāb: صفة الصوم النبي ﷺ في رمضان (Shifatu Shaum Nabi ﷺ Fī Ramadhān), yaitu tentang Sifat Puasa Nabi ﷺ Pada Bulan Ramadhān. Karya dua syaikh yaitu Syaikh Salim bin Ied Al Hilali dan Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid rahimahullāh. Kali ini kita akan membahas : بين يدى رمضان  _▪︎ APA SAJA YANG HENDAKNYA KITA PERSIAPKAN DAN KITA KETAHUI SEBELUM MEMASUKI BULAN RAMADHĀN_ Jadi kewajiban waliyyul amri dan seluruh kaum muslimin adalah menghitung bulan Syab'an, yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadhān. Karena bulan-bulan qamariyyah atau hijriyyah jumlahnya kalau tidak 30 hari maka 29 hari. Dan penetapan masuknya setiap bulan, termasuk di dalamnya bulan Ramadhān, adalah dengan ru'yatul hilal (dengan melihat hilal), yaitu bulan sabit dipermulaan bulan qamariyyah atau hijriyyah.  Ketika