Langsung ke konten utama

Postingan

[Kasual, Kausal, dan Klausa; Multitasking dalam Mencinta]

Katanya perihal tumbuh menjadi hal yang mengingatkan pada sesuatu secara bersamaan adalah suatu hal yang bagus tapi bukan hal yang baik  Seorang laki laki mempunyai cara perenungannya sendiri, tapi yaa begitulah, hanya sebatas lelaki, perenunganya tidak akan pernah mau rumit. Sebab perihal tumbuh menjadi upaya dewasa kita akan mengerti akhirnya setelah di tempa dengan apa yg tidak sesuai ekspektasi. kemudian seorang hamba mengevaluasi dengan menggunakan berbagai macam metodologi perjalanan hidup.  Ada pesan dari ku di hari dan bulan kelahiran, beberapa orang salah kaprah menilai nya dengan perayaan perayaan. Padahal penambahan usia sedikit dekat dengan ajal, jadi untuk apa dirayakan? Pada perayaan lahir dan Kasih Sayang tidak mengingatkan saya pada hal-hal yang penuh dengan cinta. Sebaliknya, bulan ini mengingatkan saya pada pencarian tanpa henti, kebingungan, dan cinta-cinta yang umurnya tidak panjang. Dulu, ketika masih belia, saya percaya bahwa cinta adalah sesuatu yang
Postingan terbaru

[MENYAMBUT BULAN RAMADHAN]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة الله وبركاته  والْحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على أله و صحبه و من ولاه، ولا حول ولا قوة الا بالله، أما بعد Ini adalah halaqah yang ketiga dalam pembahasan Kitāb: صفة الصوم النبي ﷺ في رمضان (Shifatu Shaum Nabi ﷺ Fī Ramadhān), yaitu tentang Sifat Puasa Nabi ﷺ Pada Bulan Ramadhān. Karya dua syaikh yaitu Syaikh Salim bin Ied Al Hilali dan Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid rahimahullāh. Kali ini kita akan membahas : بين يدى رمضان  _▪︎ APA SAJA YANG HENDAKNYA KITA PERSIAPKAN DAN KITA KETAHUI SEBELUM MEMASUKI BULAN RAMADHĀN_ Jadi kewajiban waliyyul amri dan seluruh kaum muslimin adalah menghitung bulan Syab'an, yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadhān. Karena bulan-bulan qamariyyah atau hijriyyah jumlahnya kalau tidak 30 hari maka 29 hari. Dan penetapan masuknya setiap bulan, termasuk di dalamnya bulan Ramadhān, adalah dengan ru'yatul hilal (dengan melihat hilal), yaitu bulan sabit dipermulaan bulan qamariyyah atau hijriyyah.  Ketika

[KEUTAMAAN TAUHĪD BAGIAN KESEMBILAN]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ "Bahwasanya Muhammad adalah hambanya Allāh" Abduhu (عَبْدُهُ) sesuatu hal yang biasa, tatkala disandarkan kepada suatu hak yang istimewa jadilah istimewa. Suatu hal yang biasa tatkala disandarkan kepada yang mulia maka jadilah mulia. Baitun (بيت) rumah. Seseorang bisa jadi bertanya kepada  tetangganya, "Mau kemana pak?", Saya mau ke kantor Depag, kemudian rencananya saya mau ke Bank. Ada acara apa, pak?  Saya, In syā Allāh akan pergi ke Baitullāh (rumahnya Allāh). Baitun (بيت) itu biasa, tapi begitu Baitullāh (rumahnya Allāh) jadilah mulia Ka'bah. Unta (نَاقَة) Untanya Allāh (ناقة الله) jadilah mulia, begitu juga ketika kita melihat yang namanya sesuatu disandarkan kepada yang

[KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEDELAPAN)]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ _"Dan bersaksi bahwasanya Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya."_ Seorang mukmin mempunyai kewajiban untuk bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya. Seseorang jika mengatakan syahdataini: اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله Jadilah dia muwahīd.  Tidak benar seseorang hanya mengatakan: واشهد ان محمد رسول الله  , bersaksi hanya Muhammad saja, bersaksi kepada kebenaran risalah nubuwah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam sementara dia tidak bersaksi akan keberadaan(ke-Esa-an) Allāh.  Maka disini tidak sah, karenanya seseorang harus bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak un

[KEUTAMAAN TAUHĪD BAGIAN KETUJUH]

بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  Dikatakan:    إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ "Kecuali mereka yang bersaksi dengan haq"  Yang di maksud dengan bersaksi dengan yang haq adalah kalimat tauhīd وهم يعلمون di sebutkan di dalam surat Az-Zukhruf ayat 86. وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ "Dan mereka mengenalnya" وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ "Dan mereka sadar diri" وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ "Dan mereka mengetahui" Perhatikan!  Bagaimanakah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, memberikan pujian kepada mereka yang bertauhīd.  مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَحْدَهُ "Hanya (Dia) Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata yang berhak untuk disembah" لاَ شَرِيكَ لَهُ "Dan tidak ada syarikat baginya" لاَ ش

[KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEEMPAT)]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  Dikatakan: هُمُ الْآمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ _"Mereka adalah orang-orang yang aman pada hari kiamat."_ الْمُهْتَدُونَ في الدني و الآخيره _(Bahkan) mereka ini di dunia akan senantiasa mendapat bimbingan (petunjuk) dari Allāh, tatkala mereka di dunia dan di akhirat.)_ Ada salah satu do'a yang disebutkan di dalam Al Qur'ān: تَوَفَّنِى مُسْلِمًۭا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ _"Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan perjumpakan (gabungkanlah) kami dengan orang-orang yang shalih."_ (QS. Yusuf: 101) Abdullāh Ibnu Mas'ūd tatkala turun firman Allāh: ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ _"Orang-orang yang beriman dan tidak

[KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KELIMA)]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  Ikhwah fīlllāh rahimakumullāh. Kembali kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan.Diantara nikmat dan karunia itu adalah seorang menjadi muwahīd yaitu orang yang bertauhīd. Kembali kita lanjutkan materi kita masih di Kitāb Tauhīd, masih pada pembahasan Fadhul Tauhīd. وما يكفر من الذنوب _▪︎Keutamaan tauhīd dan apa yang bisa menggugurkan dari dosa-dosa yang ada_ Pada pembahasan yang lewat telah kami bahas firman Allāh: ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ _"Mereka orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kezhaliman, mereka akan memperoleh keamanan dan mereka akan memperoleh p