Langsung ke konten utama

[Sebaik Baik Adalah Keadilan Allah swt]

Allah SWT berfirman:
اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ ۗ اِنَّ ذٰلِكَ فِيْ كِتٰبٍ ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ


a lam ta'lam annalloha ya'lamu maa fis-samaaa`i wal-ardh, inna zaalika fii kitaab, inna zaalika 'alallohi yasiir

"Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah."
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 70)





qodarulloh maha suci allah swt yang maha mengetahui segala seuatu, maha mengetahui semua hasil, apa yang menjadi baik bagi ummat/hamba nya serta ar-rahman rahim sang kholik pembulak balikan hati dan takdir nya 
Sungguh benar benar nyata allah swt telah mengetahui apa dan bagaimana yang menjadi kita butuhkan dan harapkan. Suatu ketika saat kita bergantung pada manusia mengharapkan sesuatu padanya, akan jatuh pada kata 'ekspetasi tidak akan sesuai dengan realita' dalam artian kita sendiri akan merasakan kecewa. Tapi jelas kita akan merasakan sangat bersyukur jika apa yang menjadi harapan dan doa doa kita bergantung pada allah swt. 
untuk itu kita diciptakan mempunyai rasa hati dan pikiran, karena semestinya kita bisa berpikir merasakan dan mengikuti apa dari setiap kata hati, kemana dan jalan mana yang akan kita langkahi, yang akan kita lewati arah tujuannya.


ada sebuah kisah tentang kisah nabi musa as, musa berkata " ya allah aku ingin sekali melihat keadilanmu", lalu allah swt mengutus jibril "kau tidak akan sanggup, tidak akan sanggup sabar jika melihat langsung keadilan nya allah swt, karena ada prosesi-prosesi keadilan yang ada", kata musa as "kami akan sabar menghadapi prosesi yang ada" lalu allah swt memerintahkan musa as untuk pergi ke salah satu sumber mata air yang tidak ada siapapun, hingga lalu datang seoramg penunggang kuda yang hendak mengambil air untuk di minum, (pada kejadian tersebut nabi musa as tidak terlihat sedikitpun) , seorang penunggang kuda itu membawa kantong yang berisi uang , rupanya pada saat iya setelah minum uang kantong tersebut tidak disadari nya jatuh , dan setelah itu hendak datang anak kecil melihat kantong tersebut, lalu anak kecil tersebut lari pergi. pada akhir nya datang orang orang ketiga seorang kake tua matanya buta, iya hendak mengambil air tersebut untuk sholat, dan ternyata orang yang pertama tadi. penunggang kuda datang kembali, iyaa bertanya "kake tua apakah kamu lihat kantong disini tadi?" kake tua itu pun menjawab "saya buta, mana saya lihat ada sesuatu disini!", singkat cerita pada akhir nya si penunggang kuda tersebut menuduh bahwa kake tua tersebutlah yang mengambil kantong itu, sampai pada akhir nya penunggang kuda tersebut membunuh si kake buta itu, penunggang kuda itu melirik kiri kanan tidak ada siapa siapa disitu, lalu iya beranjak kabur dari situ, di anggap sudah uang nya hilang. 

sekarang kita lihat dari kisah tersebut siapa yang salah dan benar?, sedangkan menurut logika pasti tertuju pada anak kecil tersebut, karena jika anak kecil tidak mengambil kantong berisi uang itu mungkin tidak akan ada pembunuhan terjadi, karena mungkin anak kecil itu terlihat pembawa masalah. tapi subhanaulloh maha suci allah dengan segala firman jalan dan takdir nya. 

setelah itu musa mengatakan "ya allah sungguh aku tidak bisa sabar", turunlah jibril "wahai musa tuhan mu mengirimkan salam, memang kamu tidak akan bisa sabar jika akan melihat/menilai keadilan allah swt, itu sungguh sulit" lalu jibril menceritakan kisah sebenarnya dan berkata, "yang benar dari ke tiga orang itu adalah anak kecil" yang justru yang di anggap musa itu salah itulah yang benar, mengapa bisa seperti itu?. 
Kata jibril mengatakan "kita sekarang bicara tentang si anak kecil ini, anak kecil ini mempunyai ayah, yang ayah nya telah wafat di bunuh oleh orang, dan ayah nya pernah bekerja untuk penunggang kuda itu, rupanya pada saat bekerja ayah nya pernah tidak di bayar dengan jumlah nominal uang yang ada di kantong tersebut, lalu tentang si kake buta itu, pada saat sebelum iya buta iya sempat membunuh orang yang rupanya adalah ayah dari si anak kecil tersebut" 

sekarang kita lihat ke adilan nya allah swt , allah swt kembalikan hak ahli waris nya kepada anak kecil tersebut, dan orang yang membunuh nya di bunuh oleh orang yang dzalim, sungguh sangat luar biasa keadilan allah swt , sampai sampai allah swt akan menghakimi pada hari kiamat nanti seekor hewan yang bertanduk akan di hakimi jika menanduk hewan yang tidak bertanduk.

lalu jika apa yang saya bisa ambil dari sini adalah : kalo kita semua dalam pengawasan allah swt sang pencipta, janganlah bermain api allah pasti tau , jangan pikir kita ini hebat, bisa mengatur tipu daya nya 
Allah SWT berfirman:
اِنَّهُمْ يَكِيْدُوْنَ كَيْدًا ۙ 
innahum yakiiduuna kaidaa
وَّاَكِيْدُ كَيْدًا ۖ 
wa akiidu kaidaa

"Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat,"

"dan Aku pun membuat rencana (tipu daya) yang jitu."
(QS. At-Tariq 86: Ayat 15 - 16)

sungguh benar benar keadilan allah swt adalah sebaik baik nya, maha suci allah yang memberikan nikmat untuk bersyukur. yang hilang akan berganti, yang pernah sakit akan terobati, yang kecewa akan ada makna, dan terus berjuang selalu berdoa. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Kasual, Kausal, dan Klausa; Multitasking dalam Mencinta]

Katanya perihal tumbuh menjadi hal yang mengingatkan pada sesuatu secara bersamaan adalah suatu hal yang bagus tapi bukan hal yang baik  Seorang laki laki mempunyai cara perenungannya sendiri, tapi yaa begitulah, hanya sebatas lelaki, perenunganya tidak akan pernah mau rumit. Sebab perihal tumbuh menjadi upaya dewasa kita akan mengerti akhirnya setelah di tempa dengan apa yg tidak sesuai ekspektasi. kemudian seorang hamba mengevaluasi dengan menggunakan berbagai macam metodologi perjalanan hidup.  Ada pesan dari ku di hari dan bulan kelahiran, beberapa orang salah kaprah menilai nya dengan perayaan perayaan. Padahal penambahan usia sedikit dekat dengan ajal, jadi untuk apa dirayakan? Pada perayaan lahir dan Kasih Sayang tidak mengingatkan saya pada hal-hal yang penuh dengan cinta. Sebaliknya, bulan ini mengingatkan saya pada pencarian tanpa henti, kebingungan, dan cinta-cinta yang umurnya tidak panjang. Dulu, ketika masih belia, saya percaya bahwa cinta adalah sesuatu yang

[KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEENAM)]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته  الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً  Berkata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ _Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzaat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh dan tiada sekutu bagi-Nya_   Man (مَنْ): "Barangsiapa". Syahida (شَهِدَ): "Bersaksi". Māsyā Allāh.  Perhatikan!  Karena sesungguhnya semua manusia tatkala berada di dalam kandungan, bahkan para arwah telah ditanya oleh Allāh: أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ _“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”_ Maka semua arwah, calon-calon manusia, semua mengatakan:    قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ _"Kami bersaksi (akan ke-Esa-an, Engkau yā Allāh)."_   (QS. Al A'rāf: 172) Tidak ada suatu kemuliaan tatkala seseorang h

[MENYAMBUT BULAN RAMADHAN]

بسم الله الرحمن الرحيم  السلام عليكم ورحمة الله وبركاته  والْحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على أله و صحبه و من ولاه، ولا حول ولا قوة الا بالله، أما بعد Ini adalah halaqah yang ketiga dalam pembahasan Kitāb: صفة الصوم النبي ﷺ في رمضان (Shifatu Shaum Nabi ﷺ Fī Ramadhān), yaitu tentang Sifat Puasa Nabi ﷺ Pada Bulan Ramadhān. Karya dua syaikh yaitu Syaikh Salim bin Ied Al Hilali dan Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid rahimahullāh. Kali ini kita akan membahas : بين يدى رمضان  _▪︎ APA SAJA YANG HENDAKNYA KITA PERSIAPKAN DAN KITA KETAHUI SEBELUM MEMASUKI BULAN RAMADHĀN_ Jadi kewajiban waliyyul amri dan seluruh kaum muslimin adalah menghitung bulan Syab'an, yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadhān. Karena bulan-bulan qamariyyah atau hijriyyah jumlahnya kalau tidak 30 hari maka 29 hari. Dan penetapan masuknya setiap bulan, termasuk di dalamnya bulan Ramadhān, adalah dengan ru'yatul hilal (dengan melihat hilal), yaitu bulan sabit dipermulaan bulan qamariyyah atau hijriyyah.  Ketika