Nyatanya Dunia ini nyata, disini tempat di mana kita manusia berkarya, hewan dan tumbuhan hidup serta tumbuh.
Tidak selamanya yang positif itu terlihat baik, dan tidak selamanya yang Negatif itu terpampang buruk. Pada intinya kita semestinya fokus pada Tuhan (allah swt), karena dialah yang akan selalu berada di sampingku, baik ketika kita meminta atau tidak.
Ketahuilah, menuntut ilmu adalah suatu kemuliaan yang sangat besar, dan dengan ilmu kita dapat menempati kedudukan tinggi, yang mungkin tidak akan sebanding dengan amal apa pun . . .
Bahkan ada pepatah mengatakan: "carilah ilmu hingga liang lahat", yang kerap manusia di paksa untuk mencari ilmu dalam setiap waktu nya, baik itu dari pengalaman, membaca buku, atau dengan cara nya masing - masing. dengan begitu manusia akan mengerti/memahami apa yang menjadi fitrah nya di muka bumi ini.
Allah SWT berfirman:
وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْۤ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ ۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۗ قَا لُوْا بَلٰى ۛ شَهِدْنَا ۛ اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَ ۙ
wa iz akhoza robbuka mim baniii aadama min zhuhuurihim zurriyyatahum wa asy-hadahum 'alaaa anfusihim, a lastu birobbikum, qooluu balaa syahidnaa, an taquuluu yaumal-qiyaamati innaa kunnaa 'an haazaa ghoofiliin .
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,"
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 172) .
Dalam ayat tersebut, bukan sudah jelas. apa yang menjadi tujuan fitrah nya manusia, sudah jelas kita telah berjanji pada allah swt. maka dari itu sangat penting berusaha mencari sebuah ilmu, karena dengan ilmu kita akan bisa membawa pada jalannya allah swt, dengan ilmu pula kita akan bisa terperosok (naudzubillah tsuma naudubillah) . seharus nya kita tahu mengerti/memahami, bahwa seharusnya jalan mana yang kita pilih.
jalan menuju neraka itu sangat indah. ia dihiasi dengan hal hal menyenangkan, hawa nafsu.
sedang,
jalan menuju syurga itu berat, penuh dengan duri duri, penuh dengan hal yang tak di sukai, hawa nafsu.
Hati rasa cemas akan datang dengan sendirinya, rasa berat dan malas pun akan muncul, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan tiba kemudahan, ataupun begini, pada akhir kesulitan akan timbulah kemudahan Bukan sama pada intinya? Ya. Memang begitulah pada intinya, tidak bisa tidak semua itu tergantung pada seberapa kita usaha untuk menggapai puncak nya "Rabbana la tuakhidzna in nasiina aw akhtho'na" kita yang dipaksa lelah oleh Allah swt, sedang dipaksa untuk lebih kuat dan lebih jauh melangkah, begitulah cara Allah swt mendewasakan kita, menghadirkan apa yang kerap menguji sabarmu, maka ikhlaslah, semoga kita selamat dalam setiap perjalanan.
(aamiin allahumaa aamiin)
Komentar
Posting Komentar